"Dia Allah Maha Mengetahui Apa Yang Ada di Langit dan apa Yang Ada di Bumi, Dia Allah Mengetahui Apa yang Kamu Nyatakan dan apa yang Kamu sembunyikan dan Dia Allah Mengetahui Apa yang ada di sudut hatimu"

6 Okt 2010

NAFSU DAN MUHASABAH

Para penempuh jalan menuju Allah bersepakat bahwa nafsu adalah faktor yang menghalangi hati untuk sampai kepada Allah. Begitulah manusia itu terbagi dalam dua kelompok yaitu :
  1. Mereka yang dikalahkan atau dikuasai dan dihancurkan oleh hawa nafsu
  2. Mereka yang berhasil menengkannya menundukkannya dan nafsu tunduk dibawah mereka
Allha berfirman dalam Al-Qur`an Surat. An-Nazi`at:37-41)
"Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)."
Di dalam Al-Qur`an Allah menyebut nafsu dengan tiga sifat:
1. Nafsu Muthmainah :
adalah apabila nafsu tenang dan tentram dengan dzikirullah, tunduk kepadanya rinndu akan perjumpaan dengan-Nya serta jinak kala dekat dengannya, maka ia kepadanya dikatakan ketika menemui ajalnya: " Wahai nafsuh Muthmainah! pulanglah kepada Rabbmu dengan penuh ridha dan diridhai (QS Al-Fajr:27-29).

Nafsu telah tentram apabila diri tenang berhijrah dari keraguan kepada keyakinan, kebodohan kepada ilmu, kealpaan kepada dzikir, khianat kepada taubat, riya kepada ikhlas, kedustaan kepada kejujuran, kelemahan kepada semangat yang membaja, sifat ujub kepada ketundukan, kesesatan kepada ketawadhuan, pondasi dari itu samua adalaha keyakinan dan kesadaran.

  Dibawah cahaya kesadaran diri melihat semua yang diciptakan untuknya, apa yang ditemuinya di alam barzakh sampai memasuki negeri abadi.

2. Nafsu Lawwamah:
adalah nafsu yang selalu berubah keadaan, ia sering berbalik berubah warna, kadang ia ingat, kadang ia lupa, kadang sadar kadang berpaling, kadang cinta kadang benci, kadang gembira kadang sedih, kadang taat dan kadang khianat. Al-Hasan Al Bashry berujar: seorang mukmin itu selalu mencela lawwamah artinya banyak mencela dirinya. ia terus berkata : mengapa kau lakukan ini? sungguh ini lebih baik dari pada yang ini atau yang semisalnya.

3. Nafsu Ammarah Bis Suu
inilah nafsu yang tercela, Ia selalu mengajak pada keburukan dan itu memang tabiatnya. tidak ada orang yang selamat dari kejahatannya kecuali orang-orang yang mendapat taufik dari Allah
QS Yusuf : 53 yang artinya
"Dan aku tidak berlepas tangan dari nafsuku sesungguhnya nafsu itu selalu menyeru kepada kejahatan, kecuali yang diberi rahmat oleh Rabbku sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah juga berfirman dalam QS An Nur :21 :
"Sekiranya bukan karena rahmat dari Allah kepada kalian, niscaya tidak ada seorangpun dari kalian yang bersih suci, selama-lamanya.

Untuk itu marilah kita selalu bermuhasabah tentang diri kita karena barang siapa yang selalu muhasabah maka dia akan selalu mengenal dirinya dan Tuahannya. berjalanlah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Allah dan Rasulnya.

by. Rusdianto